Aku bosan hidupku selalu serasa dimanipulasi oleh keluargaku. Disaat aku punya uang mereka bisa ikut merasakannya, disaat aku harus menderita, mereka masih "mentolo" membuat perhitungan denganku. Dan mereka tidak pernah wajib/merasa harus menghargai semua jerih payahku. Nasib....
Hari ini saatnya aku membuat perhitungan dengan adikku. Akan ku bayar sisa hutangku 1jt rupiah hasil dari pekerjaanku sebagai tukang cuci baju.
Tepat 2 tahun yang lalu aku ditawari adikku uang hasil pinjam dari koperasi dikantornya. Dengan sisa gajinya yangkurang dari 300rb sebagai jaminan nya. Sungguh terenyuh bila ku ingat saat2 itu, sehingga aku urungkan niatku untuk menutup toko selulerku di kota ini. Ku urungkan niatku untuk pergi ke Malaysia bersama temanku. Karena sebenarnya aku sdh putus asa dengan segala masalah keuanganku saat itu.
Saat itu memang keuangan tokoku sudah habis. Hanya tinggal sedikit dagangan sisa ditoko dan barang2 pribadi yang tersisa. Saat itu aku punya sebuah sepeda motor mio, itupun BPKB sudah dipakai ibuku minjam dikoperasi, dan uangnya entah kemana larinya. Malam itu memang diadakan rapat keluarga. Membahas hutang adik perempuanku (Ukik) yang begitu banyak, sehingga harus menyeret beberapa anggota keluarga yang lain, sebagai korbannya.Termasuk BPKB ku yang dipinjam ibuku yang kemana hasil uang pinjamannya ga jelas larinya. Sungguh pelik masalah didalam keluargaku ini. Sehingga ku putuskan untuk menutup toko ku dan aku ingin hijrah ke Malaysia bersama teman ku. Rencana saat itu, aku ingin menjual habis sisa dagangan dan semua inventaris toko untuk modal berangkat ke Malaysia. Aku yakin disana aku bisa merubah nasibku, karena pada dasarnya aku di anugrahi yang maha kuasa akal budi yang diatas rata2, dan aku bersyukur atas itu. Aku ingin bekerja dan bila perlu beralih kwarganegaraan. karena aku sudah muak dan putus asa dengan masalah yang ada dikeluaga ini.
Karena tawaran itulah aku urungkan semua niat2ku. Kupikir masih ada yang membuat berat langkah ku untuk melakukan rencanaku itu. Kupikir masih ada yang'benar'dan patut di'dengar' dari keluarga ini. Dan semua 'itu' harus kubyar mahal karena ketidak percayaanku terhadap naluriku sendiri.
Hutang 5jt hasil pinjam dikoperasi, hari ini adalah bulan terakhir. Dan harus dilunasi. Total tinggal 1jt. Itupun kubayar dengan ngos2an, karena iparku (istri wawan) gak mau tahu bagaimana keadaan ku yang sebenarnya. Mulai kubyar dengan tunai, sampai uang hasil penjualan invetaris toko sdh keberikan, sampai2 aku harus membuat utang baru dengan menggesek kartu kredit untuk kepergianku ke jakarta 9 bulan yang lalu. Sungguh tragis, inilah yang namanya saudara. Semua sisa barang2 pribadi ku diminta untuk kepentingan keponakanku, dan aku berikan melihat utk kepentingan keponakan. Tapi mereka (wawan+istri) tidak mau tahu, hutang tetap hutang dan harus dibyr tepat waktu, bila perlu segera dilunasi sebelum waktunya. Nelongsone...
Dari Jakarta aku pulang kembali kekota ini dan kuputuskan untuk membuka usaha Loundry. Modal sudah benar2 ga punya, tapi untunglah ada teman yang benar2 tulus membantuku. Dgn modal 5 Jt hasil minjam dari dia, kubuka usaha Ini. Kubuka usaha ini dengan niat untuk menyelesaikan hutang2ku. Bukan untuk hasil memperkaya diri. Karena dngan alasan apapun aku sudah tidak punya minat lagi untuk hidup dan menetap dikota ini.
Hutangku saat ini:
1.
2.Wahyu 700rb (mantan pegawaiku yang belum kubayar)
3.BRI 585rb/bln (3X)
4.Kartu kredit Mega (entah sekarang jadi berapa)
5.Pinjaman 5 jt untuk memulai usaha ini
Aku percaya, berapapun hutang kita, asal kita niat bisa membayarnya. Tidak mustahil akan terbayar. Dan jangan pernah punya niat untuk menghindar dari tanggung jawab, karena itu akan mempersulit hidup dan dirikita sendiri. Seberat apapun hidup ini. Aku percayalah, masih ada yang lebih berat dari masalah yang kita hadapi.
Planing kedepan. Hutang LUNAS, buka hidup baru (apapun pekerjaan itu) di tempat baru. Ku abdikan hidupku pada seseorang yang lebih pantas ku anggap sebagai saudara.
Inilah kisahku ....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar